Menaker Bercerita Tentang Koruptor dan Auditor Kerjaan di Zaman Dinasti Ming

By Admin

nusakini.com--Minat baca Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri tak pernah padam. Di sela-sela tugas negara yang diembannya, ia sealu menyempatkan diri untuk terus belajar dimanapun, apapun dan dari siapun. Wawasan sejarah yang luas juga menjadi modal tersendiri bagi mantan anggota Komisi X DPR RI ini. Berbicara tentang BPK dan auditornya, Menaker mengisahkan contoh pemeriksaan di zaman Dinasti Ming. Dimana terdapat seorang oknum walikota yang korup. Tentu saja Kaisar segera mengirim auditor untuk mengaudit dana kerajaan di kota yang dipimpin oknum tersebut.  

Saat itu bentuk legitimasi masih berupa stempel kerajaan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sang auditor sampai di daerah yang akan diperiksa. Ada rumah yang disediakan untuk istirahat dan menyusun rencana pemeriksaan. Mengetahui hal itu, oknum walikota korup tersebut khawatir diperiksa dan akhirnya menyiapkan rencana jahat, bekerjasama dengan pencuri paling lihai.  

Singkat cerita, stempel kerjaan berhasil dicuri oleh komplotan pencuri lihai yang disewa oleh walikota korup. Tentu saja, melihat barang berharganya hilang, para staf auditor panik. Namun, tidak dengan kepala auditor, ia tetap tenang menjaga kejernihan pikiran. Untuk mengembalikan stempel tersebut, kepala auditor memilki ide cemerlang, bukan dengan cara yang jahat, tapi justeru dengan cara yang elegan. Ia mengundang walikota untuk makan malam.  

Dalam sebuah jamuan tersebut, tiba-tiba terjadi kebakaran yang mengancam keselamatan semua pihak termasuk aset-aset berharga. Melihat kondisi yang kritis dan darurat tersebut, Auditor menyerahkan kotak stempel ke walikota yang ada disebelahnya saat duduk di meja makan. "Tolong kotak ini kamu bawa, kamu selamatkan dan kamu amankan. Karena hanya kamu yang tau lokasi daerah ini untuk tempat penyelamatan terbaik" sambil menyerahkan kotak stempel lalu pergi menyelamatkan diri.  

Oknum walikota korup tersebut tentu saja langsung menerimanya tanpa pikir panjang karena kondisi darurat tersebut. Namun, setelah kondisi normal dan tenang, ia mulai dihinggapi perasaan bingung. Kalau kotak dikembalikan tanpa isi, maka ia dianggap mencuri, tapi kalau stempel tersebut di kembalikan maka ia akan bermasalah karena dari hasil audit pasti walikota akan terbukti korup berdasar pada hasil audit yang berstempel resmi utusan kaisar.  

"Moral story dari cerita di atas adalah jangan main-main dengan auditor, sebab auditor itu lebih tau dan lebih lihai untuk urusan bagaimana memeriksa. Saya minta semua staf saya kooperatif dan membantu lancarnya proses pemeriksaan ini sehingga dengan kerjasama yang produktif ini harapan kita mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) akan bisa kita wujudkan," tutup Menaker.(p/ab)